Monday, December 3, 2012

di hari ke - 30

hari ke 1, aku dituntun berjalan dengan mata tertutup, tanpa tau siapa dia
hari ke 2, aku berjalan tanpa tahu arah tujuan, yang kutau, kami berjalan dibawah cahaya terang.
hari ke 3, langkahku terasa ringan,
hari ke 4, jemariku diraih untuk meraba jiwanya
hari ke 5, aku diberi sebuah hati untuk kujaga
hari ke 6, aku dituntun menyusun warna pelangi
hari ke 7, kami bersenandung lagu cinta

waktu terus bergulir tanpa henti, bahkan detik yang berdetak terasa lembut ditelinga ini. menikmati jutaan detik bersamanya hingga aku tersadar kain penutup mata ini belum dibuka. mata hatiku telah tersenyum sejak lama, meski panca indera yang utama belum terbuka. hingga waktu yang tak pernah kuduga, tiba.

hari ke 29, kain penutup mataku dibuka, mungkin inilah saatnya aku menatap apa yang telah terjadi selama 29 hari dengan mata tertutup. sesaat genggaman terlepas, hawa dingin seolah menabrak masuk hingga aliran darah terdalam. aku terduduk lemas. bernafaspun aku sulit. aku tak tau tengah berada dibelahan bumi mana. aku sendiri.

hari ke 30, aku mulai tersadar akan semua yang terjadi. menatap nanar sisa terpaan debu diwajahku. aku merasa kotor. si penggenggam jiwa hilang bersama sebaris pelangi yang tersisa. tanpa pesan yang dapat kupahami hingga kini. ia meminta waktu, hanya itu yang kuingat.

hingga kini aku belum juga beranjak dari dudukku. mencoba berserah pada waktu untuk sebuah jawaban.
entah hingga kapan waktu yang dinanti tiba.

haruskan aku menunggu untuk detik yang kunanti?
atau menyerahkannya pada waktu yang menjawab.

30 hari aku berjalan dituntun sebuah bayangan, abu-abu.
30 hari aku melukis harapan di barisan awan
30 hari aku memahami dengan mata tertutup.

di hari ke 30, mungkin aku harus terbangun dari mimpi indahku.

1 comment:

Anonymous said...

Hari ke 30, hari di mana semua mata harus terbelalak. Memandang setiap gerak. Semangat, kakak. Peluk.