Aku terpaku diam mendengar ceritanya. Akupun saat ini tengah merasa kehilangan seseorang yang kusayang. Entah apa namanya, tapi kalimat terakhir yang kuterima adalah mencoba untuk sendiri - sendiri dan saling introspeksi diri.
Oke,cukup curcolnya,kita kembali ke dhika. :)
Ketika dhika bercerita detik - detik kepergian sang pacar, hatiku terenyuh.
Aku tak pernah bosan untuk mendengarkan, meski dhika sudah berkali - kali bercerita.
Hingga kini aku masih belum bisa membayangkan bagaimana rasanya menjadi Dhika. Kehilangan orang tersayang disaat segalanya terasa indah. Sang pacar pergi dan tak akan pernah kembali. Sedangkan aku? meski si dia pergi, mungkin sesekali waktu aku masih bisa menemuinya.
itulah kematian. Takdir Allah yang tak bisa diterka oleh siapapun.
Aku teringat ucapan dhika kala itu,"Gwpun pernah break sm dhyo karena masalah yg sama kya lo. Dan disitulah akan terlihat usaha kita dalam memperjuangkan hubungan ini. Jika kita memang sama-sama sayang, gw akan berubah dan saat itu dhyo juga berubah. gw harus pengertian,dan dhyopun juga harus mengerti. itulah Relationship.
Aku kembali berpikir dengan apa yang sebenarnya terjadi, bukan mencari siapa yang salah dan siapa yang benar, tapi moment introspeksi dalam suatu hubungan itu memang dirasa perlu, untuk kedepannya agar menjadi sama - sama berbah menjadi yang lebih baik.
Entah apa yang harus kulakukan sekarang, aku begitu pasrah pada keputusan Allah. Aku harus ikhlas menerima segala takdir Allah, meski harus kehilangan Dia yang saat ini menjadi kesayanganku. Karena mungkin dilain waktu nanti aku masih bisa bertemu dengannya, bukan seperti dhika yang tidak akan pernah bertemu Dhyo lagi di dunia.
don't ever feel alone, because you're never be alone in mortality. although later,we will die alone..
No comments:
Post a Comment